Senin, 28 September 2020

Teruntuk Kamu


 

Mari kita akhiri

Aku tidak tahu bagaimana bisa bibir ini mengucap itu
Serasa ini adalah boomerang yang bisa berbalik membunuh kita berdua
Tanpa sadar aku meremas kedua tanganku
Perlahan tangankupun bergetar

Aku selalu menyukai matamu
Namun saat ini aku tidak bisa menatapnya
Menatap luka yang kubuat
Yang tercetak jelas dimatamu

Apa yang kamu katakan? Tanyamu

Namun aku hanya bisa terdiam
Buku-buku jarimu memutih seiring dengan kuatnya kepalan tanganmu
Sekarang aku berada di ujung jalan
Dimana tetesan darah membayangi jejak kaki

Teruntuk kamu

Pernahkah kamu menyadari
Bahwa begitu menyakitkannya
Untuk meninggalkan
Padahal yang kamu mau adalah bertahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar